Pagi itu cuaca cerah, siswa-siwsa di liburkan, guru-guru sibuk untuk persiapan pembagian rapot (wali kelas) dan beberapa guru yang lain sibuk untuk menyambut tamu atau orang tua siswa yang datang. Pada saat itu alhmdulilah sebagian besar orang tua siswa hadir memenuhi undangan dari sekolah untuk pengambilan rapot. Saat pengambilan rapot orang tua diberikan beberapa pengarahan oleh wali kelas tentang hasil perkembangan siswa selama ini, serta di adakan konsulasi pada orang tua untuk anak-anak yang mempunyai masalah di sekolah dengan harapan orang tua siswa dapat lebih memperhatikan dan memantau perkembangan atau tingkah laku anak di rumah. Dengan adanya konsultasi tersebut orang tua tahu apa yang terjadi dengan anak-anak mereka di sekolah dan gurunya juga tahu tentang kebiasaan anak di rumah, sehingga untuk anak yang bermasalah dapat di cari solusinya dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi mereka.
Setelah beberapa lama...
Akhirnya selesai juga acara pengambilan rapot untuk semester ini, lega dan bahagia aku rasakan karena itu berarti tiba juga waktunya untuk liburan. Asyikkkkk.....
Tapi sebelum pulang dan berlibur, ternyata diadakan rapat terlebih dahulu untuk laporan hasil pelaksanaan pengambilan rapot tadi (gak papa lah, sabar tunggu sebentar lagi gumamku dalam hati). Rapat dibuka oleh kepala sekolah, oleh beliau ditanyakan tentang pelaksanaan pengambilan rapot tadi serta hasil shearing bersama orang tua murid. Satu persatu wali kelaspun melaporkan hasil pelaksanaannya serta beberapa saran yang disampaikan orang tua murid, tapi tiba-tiba...
Kring.... (salah satu Hp guru berbunyi)
Sontak yang lain terdiam memberi kesempatan guru tersebut unuk menerima telfonnya...
Ternyata salah satu orang tua murid menelfon:
Orang tua murid : Asslm...
Guru : wa’alaikumslm...
Orang tua murid : bla... bla... bla... bla... bla... (belum tau apa yang dibahas)
Guru : bla... bla... bla... bla...
Tapi tiba-tiba sang guru itu menatapku...
(degg...) aku yang tadinya melamun menjadi bingung dan senyum kecutku pun tercipta sambil berfikir “kenapa beliau menatapku...?”
Kemudian aku perhatikan guru tersebut dan mencoba mendengar apa yang sedang dibicarakan, sekilas cuplikan pembicaraannya:
Orang tua murid : lho bu ini gimana?
Anak saya mengerjakan soal ujiannya benar kok disalahkan gurunya...
(dengan nada marah dan tidak terima)
Guru : mata pelajaran apa bu? (dengan sabar dan lembut)
Orang tua murid : matematika
Aku (karena sayup-sayup mendengar pembicaraan tersebut, langsung deg-degan. Dalam hati berkata “waduh, mati aku”). Perasaan sudah seteliti mungkin mengoreksinya ato jangan-jangan aku salah bikin kunci jawaban...?!
Kringat dingin langsung ku rasa membasahi dahiku, sambil berfikir yang salah apa?! Masa iya sieh aku salah...
Orang tua murid : saya liat (baca) dan koreksi lagi, seharusnya khan jawaban anak saya benar
Guru : apa iya bu?!
Apa ibu langsung konfirmasi langsung sama guru mapelnya?!
(mencoba memberi saran)
Orang tua murid : iya, boleh bu. Saya ingin ketemu...
Guru : iya bu...
Apa nanti sore saja di tempat les, nanti guru mapelnya ada kok...
Orang tua murid : iya, ya sudah. Saya cuma mau menyampaikan itu...
Guru : iya bu, terima kasih informasinya...
Orang tua murid : ya, Assalamu’alaikum...
Guru : wa’alaikumsalam...
Tuuuttt. . . tuuutttt. . . (telpon ditutup)
Kemudian guru tersebut menceritakan keluhan orang tua murid tadi pada guru-guru yang lainnya...
Bu kepala sekolahpun menatapku sambil tersenyum...
Aku adalah orang yang dimaksud oleh orang tua siswa tadi, aku jadi merasa bersalah dan tidak enak sama yang lain. Ya ALLAH gara-gara aku kurang teliti, jadi merugikan dan merepotkan orang lain...
Tak lama kemudian, kringggg... (Hpnya berbunyi lagi)
Guru : ini lo bu, orang tua murid yang tadi (sambil menyodorkan Hpnya kepadaku)
Aku : enggak ach bu...
(karena belum siap menyikapi keadaan itu, aku cuma bisa geleng-geleng)
Kemudian Hpnya diangkat dan diterima oleh guru tersebut...
Ortu murid : asslm...
Guru : wa’alaikumslm...
Ortu murid : ooh maaf bu, soal yang tadi. Ternyata saya salah...
Ternyata jawaban yang benar yang di lingkari oleh gurunya, bukan jawaban anak saya...
Guru : begitu ya bu...
Iya, nanti saya sampaikan sama guru mapelnya...
Ortu murid : iya bu, terima kasih dan maaf ya...
Guru : iya bu, tidak apa-apa...
Ortu murid : asslm...
Guru : wa’alaikumslm...
Dengan senyum simpul yang sangat manis padaku, guru tersebut berkata:
Guru : sudah bu...
Gak usah sedih gitu ach bu... (mencoba menghiburku)
Aku : heheee... (hanya bisa senyum)
Guru : tadi ortu bilang kalo ternyata dia salah...
Jadi memang benar anaknya yang jawabannya salah...
Aku : hahh... iya bu...? (agak tak percaya,namun senang karena rasanya plong bagai mendapat angin segar di saat panas matahari terasa sangat menyengat)
Guru : iya...
Aku : alhamdulillah... (bisa kembali tersenyum manis seperti biasa *narsisnya kumat*)
Kepala sekolah : bersyukur bu, ternyata masih ada orang tua murid yang masih mau memperhatikan
Aku : iya bu...
Rapat kembali dilanjutkan dan diakhiri dengan salam serta ucapan selamat berlibur...
SELAMAT BERLIBUR.... (dengan hati tenang pastinya)
2 Komentar:
uupsss... ikut tegang bacanya (ikut berkeringat)...
Alhamdulillah.... ternyata selamat.....
Terasa baca cerpen di Gramedia ya? nunggu karya2 selanjutnya....
heheee...
iya, alhamdulillah masih selamat...
masih jauhlah...
OK, semangat...
Posting Komentar