Bagaimana Agar Anak Anda Sukses di Sekolah ??

    "Prestasi anak Anda di sekolah tergantung pada cara Anda membangun komunikasi kepadanya. Sebagai orang tuanya, Anda tentu mempunyai banyak kesempatan memperbaiki sikap anak Anda terhadap sekolah. Salah satu penyebab kegagalan anak di sekolah adalah karena mereka merasa tidak mendapat 'hadiah' psikologis di rumah. Sedangkan orang tuanya tidak mengetahui nilai komunikasi yang baik dengan mereka."
    Pernah saya jumpai sebuah kasus dimana seorang gadis kecil berusia tujuh tahun yang hasil pelajarannya semakin memburuk, padahal dari hasil test IQ-nya dia tergolong anak yang cerdas. "Menurut sekolah, anak ini tidak berusaha cukup keras. Dia terlihat sering hanya duduk saja sambil melamun." Kami merasa, mungkin kami terlalu memanjakannya. Kata orang tuanya yang berprofesi dokter tersebut.
    Berdasarkan pemantauan dan hasil konsultasi, diketahui bahwa gadis kecil itu walaupun dia cerdas, pandai berbicara, dan tekun, tetapi ia menghadapi situasi rumah tangga yang menyebabkan dia merasa tidak pernah mendapatkan 'imbalan' psikologis untuk usaha yang dilakukannya. Orang tua sering beranggapan bahwa seorang anak sudah semestinya bekerja keras di sekolah dan sudah seharusnya pula seorang anak selalu melakukan hal-hal yang benar.
    Kedua orang tua gadis kecil itu tertegun tidak percaya ketika dikatakan padanya bahwa masalah anaknya timbul akibat kurangnya penghargaan secara antusias terhadap kerja keras yang dilakukan anaknya di sekolah. Kerap kali dia (anak) berusaha membuat Anda menanggapi dan menunjukkan semacam pujian untuk pekerjaannya. ketika hal itu tidak dia peroleh, dia merasa tidak mendapatkan imbalan secara psikologis dan merasa tidak ada harapan untuk mendapatkan pengakuan dari orang tuanya terhadap apa yang telah dia lakuakn di sekolah.
    masalah yang dihadapi gadis kecil ini mempunyai pola yang tidak asing bagi kita. Setelah anak mengalami hari yang berat di sekolah, dia pulang ke rumah membawa sesuatu yang dikerjakannya dalam kelas, misalnya sebuah lukisan, kemudian dengan bangga dia mengatakan kepada ibunya, "Lihat mama, bukankah ini bagus sekali?". Aku membuatnya di sekolah hari ini.
    Secara khas ibunya melayangkan pandangan cepat tidak peduli, dan dengan nada yang malas menjawab, "itu bagus", dan kemudian meneruskan pekerjaannya. Dengan sedikit mendesak anaknya mengatakan, "Bagaimana pendapat mama mengenai lukisan ini?" Ibunya yang terus sibuk hanya menjawab, "Kau tidak lihat mama sedang sibuk? mama tidak bisa diganggu dengan pertanyaan sekarang ini. Pergilah ke kamarmu dan taruhlah lukisanmu."
    Pengalaman yang tidak menyenangkan itu hanya mengajarkan kepada anak bahwa tidak ada gunanya bicara kepada ibunya mengenai apa yang terjadi di sekolah. Dalam suatu cara, seorang anak akan merasa terhukum karena mencoba mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Anak itu merasa tidak punya harapan untuk membuat orang tuanya memberikan pujian kepadanya. Karena orang tua rupanya tidak tertarik kepada apa yang terjadi pada anaknya di sekolah. Dengan sikap seperti itu anak merasa dipermalukan dan ditolak oleh orang tuanya. Bukannya menghadapi resiko sakit hati lagi, anaknya menarik pelajaran untuk menghindari pengalaman yang dirasakannya tidak memberikan imbalan psikologis bagi dirinya.
    Apa yang terjadi antara Anda dan anak Anda ketika pulang sekolah bisa sangat penting sekali untuk membina sikap yang baik. Ketika anak Anda pulang setelah mengalami hari yang berat di sekolah, berilah dia kesempatan untuk mengendurkan ketegangannya, rileks, dan menceritakan kepada Anda tentang kesibukannya hari itu. Jadikanlah ini kesempatan sehari-hari yang penting, kalau mungkin biarlah kedatangannya kembali dari sekolah menjadi saat bahagia yang istimewa bagi Anda berdua. Dengan perhatian dan pernyataan Anda yang antusias, hangat dan tulus, sehingga anak Anda dapat menarik kesimpulan (merasakan) bahwa dia bisa berbicara dengan Anda, maka komulikasi yang sehat pun akan terbina.
    Buatlah acara kecil ini menyenangkan dalam segala bidang. Sambutlah anak Anda dengan senyum bahagia, perhatian yang manis dan hangat terhadap hal-hal yang dilakukannya di sekolah. Jadilah seorang pendengar yang baik. Berilah dia makanan kecil yang membuatnya rileks sambil bercakap-cakap mengenai apa saja yang terjadi di sekolah. Pujilah anak Anda untuk hasil karya apa saja yang dibawanya pulang untuk diperlihatkan kepada Anda. Pujian dan pengakuan seperti ini bisa sangat efektif dalam memperkuat tekad dan semangat anak Anda untuk berprestasi di sekolah.
    Dalam begitu banyak cara, Anda dapat memperlihatkan kepada anak Anda bahwa Anda tertarik pada apa yang dilakukannya di sekolah. tidak sampai memakan waktu lebih dari beberapa menit untuk memberi anak Anda dengan percakapan yang penuh kasih sayang. "Itu bagus sekali, coba ceritakan kepadaku bagaimana kamu membuatnya!" Papa dan mama begitu bahagia dan bangga karena kamu membuat hasil karya yang begitu bagus di sekolah," dan sebagainya.
    Sudah merupakan sifat manusia yang alami, baik anak-anak maupun orang dewasa, untuk bekerja keras mengejar suatu jenis 'imbalan', materi ataupun psikologi. Semua orang suka menerima suatu bentuk pengakuan untuk hasil karya yang dicapainya.
    Melalui percakapan penuh kasih sayang dan kata penuh perhatian setiap hari Anda mendorong semangat anak Anda untuk membicarakan segala hal, bukan hanya tentang kegiatan di sekolah namun bisa dalam segala hal. Jadi komunikasi yang hangat, penuh kepercayaan dan penuh pengertian pun terbina, untuk terus berlangsung seumur hidup.


    0 Komentar:


    Posting Komentar

    Koleksi Terbaru ARin Boutique

    Paling Banyak Di Baca