Candi Cetho



    Merupakan sebuah Candi bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit Akhir pada Abad ke -15, terletak didesa Gumeng, wilayah Kecamatan Jenawi dengan ketinggian 1400 m dpl. Mempunyai nilai mistik yang tinggi dan biasa dipergunakan sebagai tempat perenungan diri dan meditasi. Dikelilingi hamparan perkebunan teh berada disekitarnya serta kesejukan udara yang akan memberikan nuansa kembali ke alam yang kental.
    Di depan gapura kita mendapati sepasang arca penjaga. Memasuki gapura, kami mendapati candi ini terdapat sembilan tingkatan berundak. Sebenarnya Candi Cetho memiliki tigabelas tingkatan berundak, namun hanya sembilan tingkatan berundak yang dipugar. Di teras kedua kami mendapat informasi bahwa halaman ini merupakan tempat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur dusun Cetho.
    Pada teras ketiga terdapat susunan batu yang membentuk kura-kura raksasa yang konon sebagai lambang Majapahit. Didepan kepala kura-kura terdapat simbol phallus (alat kelamin laki-laki) sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. darii suryasengkala berangka tahun 1373 Saka, atau 1451 masehi.
    Di teras selanjutnya terdapat relief batu yang bercerita mengenai Sudhamala, hampir sama seperti relief yang terdapat di Candi Sukuh. Di setiap teras terdapat dua pendapa yang mengapit jalan menuju ke bangunan utama.
    Di teras ketujuh terdapat sepasang arca. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan arca Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah satu orang) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.
    Akhirnya sampai di teras tertinggi yang terdapat bangunan utama. Di teras ini terdapat beberapa pendapa yang terbuat dari kayu. Pendapa ini masih digunakan untuk beribadah bagi umat Hindu dan orang-orang yang beraliran Kejawen.
    Di dalam komplek wisata candi ini juga terdapat patung dewi yang terletak di tengah sebuah kolam, jika kita masuk kedalam maka alas kaki harus dilepaskan. di sampingnya terdapat sendang dengan mata air yang jernih. Menurut mitos jika air itu di gunakan untuk mandi atau sekedar mencuci muka maka dapat memancarkan aura positif yang ada.
    selain terdapat patung jika kita menyusuri lereng bukit yang terletak di sisi patung maka akan kita jumpai bangunan tua yang biasa disebut candi kera, namun untuk dapat menuju tempat tersebut dibutuhkan tenaga ekstra. selain hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, medan yang di lalui juga sangat curam dan terjang.
    Setelah kita dapat melalui jalan tersebut dan sampai pada candi kera maka kepuasanpun akan kita peroleh...
    Selain terletak di daerah pegunungan yang sejuk, pemandangan yang indah, candi cetho juga memberikan makna wisata sejarah yang mengesankan...
    Pada waktu-waktu tertentu candi ini rame dikunjungi oleh pengunjung luar daerah untuk diadakannya ritual atau upacara ke agamaan...
    Bagunan utama Candi Cetho hampir mirip dengan gapura masuk Candi Sukuh dengan bagian depan berbentuk trapesium. Konon tempat ini memiliki mitos yang sama dengan Candi Sukuh yaitu untuk menguji keperawanan seorang gadis. Ada yang ingin membuktikannya?


    1 Komentar:

    Unknown mengatakan...

    Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)


    Posting Komentar

    Koleksi Terbaru ARin Boutique

    Paling Banyak Di Baca