Lima Alasan Ditolak Kerja

    Persaingan dalam mencari pekerjaan semakin ketat. kita tidak hanya bersaing sengan sesama pencari kerja, tapi juga harus mampu memenuhi kualifikasi yang menjadi tuntutan kantor. Apalagi perkantoran sekarang sangat selektif dalam memilih pekerja dengan alasan menjaga kualitas. Pada akhirnya, pihak perkantoran hanya akan memilih mereka yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan.
    Bila kita sudah sampai pada tahap tes dan wawancara kerja namun tidak diterima juga, janganlah berputus asa terlebih dahulu. Karena bukan berarti kita kurang berkualitas. Oleh sebab itu kita perlu introspeksi diri kembali dengan cara merenungi beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kegagalan kita. Kegagalan itu diantaranya:
    • Latar belakang pendidikan, skill dan pengalaman tidak sesuai permintaan.
    Jika kita dianggap bukan orang yang tepat untuk menempati posisi tersebut. Hal ini bukan berarti kita tidak cocok. Bisa jadi di posisi lain di perkantoran lain, kita dianggap sangat bernilai.
    • Hasil psikotes menunjukkan kepribadian kita tidak cocok dengan pekerjaan yang kita lamar.
    Tiap fungsi kerja mempunyai tuntutan karakter tersendiri. Untuk posisi marketing misalnya, diutamakan orang yang luwes bergaul, trampil berkomunikasi, kreatif, agresif, pandai melihat dan memanfaatkan kesempatan sekecil apapun di lapangan. Bila hasil test kepribadian kita menunjukkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka wajar saja jika kita tidak lolos seleksi.
    • Gaji yang kita ajukan terlalu tinggi atau rendah.
    Tidak semua perkantoran senang mendapat kandidat pelamar yang mengajukan gaji jauh dibawah 'pasaran'. Bisa jadi mereka akan meragukan kualitas kita. Jadi sebelum negosiasi gaji, lakukan survei gaji untuk posisi yang sama di perkantoran lain (yang sejenis).
    • Gagal menyakinkan rekruter bahwa kita orang yang tepat.
    Kesesuaian seorang kandidat dengan fungsi kerja tertentu, ada yang bisa diukur melalui tes. Namun ada pula yang harus digali lewat wawancara mendalam. Bila ini masalahnya, kita harus bisa meyakinkan rekruter mengenai kemampuan kita. Bila kita tidak punya ketrampilan berkomunikasi yang baik atau tidak cukup percaya diri, maka kita bisa gagal disini.
    • Faktor subyektifitas.
    Ada kemungkinan kegagalan kita disebabkan karena fakor subyektifitas si rekruter. Misalnya : solidaritas sesama alumni sekolah, sekampung, KKN, atau mungkin menyangkut selera pribadi pada kelebihan fisik. Memang tidak adil rasanya, namun terkadang memang itulah kenyataannya yang harus bisa kita terima.

    Janganlah mudah berputus asa, selalu bersemangtlah dan jangan pernah berhenti untuk mencobanya lagi. Karena mungkin ada sesuatu yang lebih baik di tempat lain yang mungkin sedang menanti kita. Dengan usaha, doa, kenyakinan dan kerja keras semuanya pasti dapat kita raih, amin.


    0 Komentar:


    Posting Komentar

    Koleksi Terbaru ARin Boutique

    Paling Banyak Di Baca